Kamis, Juli 12, 2018

Hajar Aswad dan Hemofilia

Salah satu mimpi bagi sebagian besar muslim adalah dapat mencium Hajar Aswad baik saat melaksanakan ibadah haji maupun umroh.

Hajar Aswad seakan menjadi salah satu tempat dan tujuan setiap muslim yang harus diupayakan bagaimanapun caranya, namun tidak sedikit yang gagal untuk mencium Hajar Aswad. Mengapa karena mereka saling dorong, berdesak-desakan saling berebut menuju satu titik di sisi Ka'bah tempat Hajar Aswad berada, tidak jarang ada juga jamaah yang terpaksa berteriak histeris karena terjepit jamaah yang lainnya.

Jika kita melihat dari televisi tampak Jutaan umat muslim yang melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah dan sebagian lagi berusaha untuk mencium rukun yamani, mencium Hajar Aswad, sebagian ada yang berdoa di antara Hajar Aswad dan Sisi pertama pintu Ka'bah yaitu yang disebut area Multazam kemudian ada juga sebagian yang sholat di Hijir Ismail.

Saat ini saya sedang melaksanakan umroh bersama Putra saya yang kedua yang bernama Satria Dananjaya Sigalayan.  Kami berada di Madinah 3 hari yang lalu dan hari ini adalah hari ketiga dari waktu 4 hari di Mekah.

Hari pertama saya selalu bersama dengan Satria untuk melakukan shalat fardhu dan sholat-sholat sunnah lainnya, namun pada hari kedua hingga sholat dzuhur siang ini, Satria memilih untuk menyendiri melakukan salat fardu dan shalat sunnah lainnya, namun tanpa saya sadari Satria melakukan ibadah di lantai 2 atau kadang-kadang di lantai 3 dengan mengambil posisi di arah Multazam yaitu area di antara lampu hijau yang segaris dengan Hajar Aswad dan Sisi pertama pintu Ka'bah.  Ini adalah salah satu tempat mustajab untuk berdoa yang ada di Masjidil Haram.

Ternyata selama 2 hari ini Satria juga memperhatikan Bagaimana sebagian besar orang berlomba-lomba untuk untuk mencium Hajar Aswad.  Siang tadi tepat pukul 14.45 WAS Satria mengajak saya menuju Masjidil Haram dengan satu tekad ingin mencium Hajar Aswad, sholat di Hijir Ismail, dan mencium rukun yamani serta mencium dinding Ka'bah.  Saya menyarankan untuk tidak mencium Hajar Aswad karena tidak mungkin bagi seorang penderita hemofilia harus berdesak-desakan, dorong-dorongan bahkan sampai terinjak kakinya atau tersikut, dan resiko paling fatal adalah terjatuh di sekitar area desak-desakan. Bagi orang normal mencium Hajar Aswad adalah perjuangan yang sangat berat dan tidak mudah, tidak jarang yang kemudian harus keluar dari kerumunan karena merasa tidak mampu lagi untuk menembus kerumunan orang yang ingin mencium Hajar Aswad.

Namun Satria bilang tenang aja Pah, Insya Allah kita dapat menciumnya.  Ikuti alurnya saja pah, kita ikut dulu berputar mengitari Ka'bah sambil merapat ke dinding Ka'bah hingga adzan ashar dikumandangkan.  Kita cium dulu rukun Yamani dan alhamdulillah kami berhasil. Selanjutnya kami menyisir dinding Ka'bah antara rukun yamani dan Hajar Aswad kami mencium dinding Ka'bah cukup lama bergeser sedikit demi sedikit menuju Hajar Aswad.  Dan alhamdulillah kami dapat mencapai posisi lebih kurang 2 m dari Hajar Aswad dan saat itu para Askar Masjidil Haram menghentikan kerumunan orang yang berada di sekitar Hajar Aswad dan memerintahkan mereka untuk membuat shaf shalat ashar.

Saya dan Satria adalah satu dari beberapa orang yang tidak diminta untuk membuat shaf shalat ashar, tetapi kami diminta untuk membuat shaf satu jalur untuk secara bergilir mencium Hajar Aswad.  Alhamdulillah Subhanallah rupanya inilah proses yang dipelajari Satria selama 2 hari ini dari area Multazam di lantai 2 dan lantai 3 Masjidil Haram. Yaitu proses jeda diantara adzan dan iqamah saat dimana para jamaah diminta untuk membuat shaf dan secara bergantian diberikan kesempatan secara leluasa guna mencium Hajar Aswad. Subhanallah akhirnya dengan berurai air mata rasa haru, dan rasa syukur bercampur jadi satu, Allah Subhanallahu Wa Ta'ala memberikan kepada kami kesempatan mencium Hajar Aswad tanpa harus berdesak-desakan, saling dorong, dan saling menekan satu sama yang lainnya hingga harus terhimpit di tengah lautan manusia.  Kami cukup menunggu antrian untuk mencium Hajar Aswad secara leluasa dengan dijaga para Askar, subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar. Kami lanjut sholat hajat di Hijir Ismail.

Masjidil Haram, Makkah
27 April 2018 pukul 22.16 WAS
Salam,
Sigit Sigalayan

Selasa, Februari 16, 2016

Ingin Pulih

Siang tadi usai bel terakhir berbunyi Samarinda diguyur hujan cukup lebat meski hanya sebentar. Sebagian siswa akhirnya bertahan di sekolah, karena memang akan basah kuyub jika nekat pulang. Meski tidak disertai angin kencang, hujan siang tadi telah membasahi bumi ini yang telah cukup lama merindukan air dari langit.  Tidak lama kemudian listrik PLNpun padam.

Saya sebenarnya bukan ingin bercerita tentang hujan, ataupun tentang siswa yang tertahan karena lebatnya hujan, atau juga tentang listrik padam. Saya hanya ingin berbagi cerita tentang seorang remaja yang diantar oleh ibunya untuk berpamitan dan minta ijin tidak masuk sekolah beberapa waktu ke depan.

Mereka berpapasan dengan Saya dipintu keluar.  Tidak sepatah katapun yang keluar dari sang ibu. Hanya binar mata yang tajam dan linang air mata dikelopaknya, diantara derasnya hujan beliau tak mampu berucap. Hingga akhirnya beliau mampu menguasai diri.  Mungkin karena beliau seorang senior di tempatnya bekerja, sehingga cepat menguasai diri agar air dikelopak matanya tidak tumpah.

Pak Sigit, saya mohon ijin akan bawa anak Saya berangkat umroh ... siapa tahu setelah dari sana anak Saya banyak perubahan. Upaya sang ibu yang tak kenal lelah ... rasa cinta akan masa depan anaknya yang begitu sangat kuat, sebuah keyakinan akan makbul dan di ijabahnya doa di tanah haram Makkah Al-Mukaromah dan Madinah Al-Munawaroh menjadi harapan sang ibu ... tekad seorang "Guru" sejati terhadap perkembangan putranya.

Tidak lama sang anakpun mencium tangan Saya ... "doakan Saya ya Pak". Ya ... bapak doakan. Jangam lupa sesampainya disana berdoa dan minum air zam-zam (air zam-zam adalah air yang penuh rahmat, Allahumma inni as'aluka ilman nafi'an wa rizqan wasi'an wa syifa'an min kulli da'in wa saqamin bi rahmatika ya arhamar rahimin - Ya Allah, aku mohon pada-Mu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, rezeki yang luas dan sembuh dari segala sakit dan penyakit dengan rahmat-Mu ya Allah wahai Tuhan yang Maha Pengasih).

Kalau sempat mandi dengan air zam-zam ya, guyurkan dari kepala hingga ke seluruh badan. Dengan polosnya dia jawab ... ya pak, nanti mandinya bugil ya pak biar rata semua, sambil Bib Box ... Segala Puji Bagi Allah penguasa semesta alam. Semoga Allah SWT memberikan kesembuhan padanya.  Aamiin  YRA. Semoga bakti kita para gurupun menjadi catatan amal jariah dan meningkatkan kedekatan lita kepada Sang Pencipta. Tidak lama mereka meninggalkan sekolah disertai rintik hujan yang nyaris berhenti. Semoga Allah SWT mengabulkan doanya. Aamiin YRA.

Catatan dari sudut Sekolah:
Anak ABK yang Allah SWT titipkan kepada kita, yang ingin pulih dan kembali normal.

Samarinda, 16/2/2016

Salam,
Sigit Sigalayan

Kamis, Maret 26, 2015

Persiapan Sebelum Berangkat Haji/Umroh

Berikut adalah persiapan yang menjadi penting dilakukan oleh calon jamaah Haji/Umroh sebelum berangkat ke Tanah Suci. Mampu sebagai salah satu syarat seorang muslim dalam menunaikan ibadah Haji/Umroh tidak hanya dari sisi material, fisik dan kesehatan tetapi juga mampu dalam mempersiapkan diri secara individu baik sebagai bekal ke Tanah Suci maupun terhadap keluarga yang ditinggalkan.  Berikut adalah adalah persiapan yang perlu dilakukan calon jamaah Haji/Umroh:


Selasa, Januari 07, 2014

Rahasia Ka'bah




Inilah Rahasia Ka'bah Mekkah (FAKTA ILMIAH) Klik disini untuk detail info.

 

Kamis, Agustus 09, 2012

Subhanallah, Makkah Masa Depan


Ini adalah gambaran beberapa buah mega proyek seluruh Saudi yang menelan biaya hampir SR100 Trillion (SR = Saudi Real, kalau di rupiahkan berapa ya ....).  Diantaranya adalah Proyek Hotel Mewah Abraj al-Bait berdampingan dengan Masjidil Haram, proyek penginapan (hotel mewah) serba esklusif di Jabal Khandama & Jabal Omar, proyek Makkah Metro Line, Yaitu sistem aliran keretapi super cepat yang pertama, proyek Jama’an Al Kenani yaitu hotel modern untuk j'maah di Mina seluas 20 juta meter persegi untuk menampung 10 juta ja'maah menelan belanja SR40 trillion, Proyek "Makkah Expansion & Shades" yaitu perlebaran ruang Masjidil Haram dan pembangunan payung gergasi di atasnya dan sebuah pembangunan sebuah menara paling tinggi di dunia di mana ketinggiannya menyamai 4 kali Menara KLCC.

Senin, Desember 19, 2011

Wudhu salah satu kunci masuk surga

Setiap hari kita shalat lima waktu, setiap hari juga kita berwudhu. Sedangkan berwudhu itu sendiri merupakan kunci dari sahnya shalat. Kecuali keadaan darurat tidak ada air berwudhu memiliki tempat khusus untuk ibadah shalat. Berwudhu merupakan pembukaan menjelang shalat.

Berwudhu yang dilakukan menjelang shalat merupakan langkah yang menyempurnakan shalat.Berwudhu ternyata merupakan kunci penting untuk terlaksananya shalat wajib maupun sunat. Berwudhu perlu kesungguhan tidak hanya dalam tata cara tetapi hati dan seluruh tubuh ini menyesuaikan diri dengan ibadah shalat yang merupakan komunikasi langsung setiap Muslim dengan Allah SWT. Dr Musthafa Al Buqha dan Muhyiddin Misto menjelaskan dalam bab mengenai thaharah bahwa wudhu bisa menjadi salah satu kunci masuk surga.

Di Dalam Al Quran, tulisnya, penyebab masuknya orang-orang kafir ke neraka karena mereka tidak ikut shalat. Allah berfirman:

Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? Mereka menjawab: Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat (Al Muddatstsir:43).

Maka berdasarkan ayat ini shalat merupakan penyelamat dari neraka dan menjadi kunci masuk surga. Sedangkan kunci dari shalat dan sebelum shalat itu adalah thaharah dengan berwudhu. Maka secara tidak langsung bisa dikatakan berwudhu merupakan kunci masuk surga. Dengan berwudhu yang benar maka shalat bisa terlaksana dengan baik maka mereka yang tergolong shalat yang benar akan masuk surga.

Rasulullah SAW bersabda:

Tidakkah seorang Muslim berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian bangkit dan shalat dua rakaat dengan menghadapkan hati dan wajahnya (khusyu’) melainkan wajib baginya surga (HR Muslim)

Bahkan dalam hadits lain yang diriwayatkan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

Tidaklah seseorang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian mengucapkan Asyhadu alla ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah melainkan akan dibukakan baginya delapan pintu surga dan ia masuk dari pintu mana saja yang ia suka.

Subhanallah dengan wudhu yang benar dan senantiasa disempurnakan akan banyak sekali pahalanya. Allah menjanjikan pintu surga bagi yang berwudhu dengan sempurna apalagi dengan penghukuhan lagi dua kalimah syahadat. Syahadat itu sendiri merupakan peneguhan terus menerus bahwa seluruh hidup ini semata-mata karena Allah, seluruh perjalanan kehidupan ini mulai dari membuka mata sampai tertidur semata-mata mencari Ridha Allah.

Infaq, Perniagaan yang Tidak Pernah Rugi


"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan shalat dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tiada merugi." (QS Fathir {35}:29)

Ada seorang pengusaha sukses di Indonesia yang memulai karirnya dengan membuka sebuah bisnis makanan dan kini telah merambah seluruh tanah air dengan puluhan outlet dan cabangnya.

Dalam tempo yang tidak terlalu lama, usaha makanan lezat yang ia rintis berkembang dengan begitu menggurita. Masyarakat pun banyak menggandrungi makanan yang disajikan oleh 'brand' restoran miliknya.

Suatu saat pernah, beliau menjadi sponsor utama sebuah seminar zakat yang diadakan di kota Medan. Usai menyampaikan materi seminar, para pembicara diajak untuk menikmati santap siang di salah satu restoran milik sang pengusaha.

Ketika santap makan siang berlangsung, salah seorang pembicara menyela dengan sebuah pertanyaan kepada pemilik restoran, "Pak, boleh dong berbagi cerita kiat sukses merintis bisnis kayak begini. Sepertinya bapak gak terlalu lama membangun bisnis ini tapi kok langsung menggurita sampai seluruh tanah air. Apa sih rahasianya?" Sambil tersenyum penuh rasa syukur, pengusaha ini menjawab dengan nada yakin: "Pak Ustadz, sama seperti pengusaha lain, saya merintis ini dengan jatuh-bangun. Namun, sejak saya bertekad untuk menaikan zakat saya hingga 5% dari penghasilan. Subhanallah... Allah berkenan memberikan rezeki yang melimpah kepada saya, keluarga dan semua orang yang terlibat dalam usaha ini." Ia menambahkan, "Saya amat percaya, semakin banyak kita membantu Allah, Dia pun akan lebih banyak lagi akan memberikan balasannya kepada kita. Dan itu telah kami rasakan kebenarannya!"

Allahu Akbar... Allah Maha Besar... Dia mampu untuk memberikan balasan yang begitu berkah bagi hamba-Nya yang mau berniaga kepada-Nya.

Itu cerita dari pulau Sumatera, tepatnya di kota Medan. Lain lagi kisah seorang pengusaha berkah dari Provinsi Jawa Tengah. Banyak usaha yang ia tangani. Mulai dari percetakan, penerbitan, institusi pendidikan, pelayanan haji & umrah, yayasan-yayasan social, dan banyak lagi. Bagi saya, jumlah usaha & kegiatan yang beliau tangani sulit dihitung dengan jari. Terakhir saya dengar, beliau tengah membangun sebuah hotel syariah di bilangan kota yang cukup strategis dengan biaya miliaran rupiah. Hal yang lebih membuat kagum adalah..., semua usaha yang beliau bangun berjalan dengan lancar dan memberi hasil yang tidak sedikit.

Subhanallah..., dengan keterbatasan waktu yang dimiliki, beliau amat terampil untuk mengelola semua usahanya. Saya penasaran untuk mengetahui rahasia kesuksesan di balik itu semua. Sampai pada akhirnya, salah seorang staffnya bercerita kepada saya bahwa beliau selalu menginfak-an hampir 30% dari penghasilannya di jalan Allah Swt.

Kala krisis moneter, perusahaan percetakan miliknya hampir bangkrut sama seperti usaha yang lain. Sebuah kebijakan yang ia tempuh terdengar aneh saat itu. Para karyawannya yang berjumlah ratusan, tidak ia rumahkan. Bahkan beliau tambahkan gaji mereka. Sehingga membuat karyawan tersebut senang, tidak resah dengan harga bahan pokok yang menggila pada saat itu, dan akhirnya.... mereka pun berdoa untuk kebaikan pemilik usaha. Subhanallah... siapa yang suka memberi, ia pasti akan diberi. Oleh siapa, ya... oleh Sang Maha Pemberi, Al Wahhab!

Perniagaan yang tiada merugi... itulah salah satu jaminan bagi orang yang suka berinfak.

Cobalah simak hadits 567 bab 60 dalam kitab Riyadhus ShalihinI! Di sana Nabi Saw berkisah, ada seorang petani di Madinah... ia berdiri di antara kebun kurmanya yang kering kekurangan air. Pohon tidaklah subur, sementara buah-buahan tidak muncul dengan baik. Ia khawatir, bila kekurangan air maka kebun tidak akan memberi hasil maksimal untuk kebutuhan hidup ia dan keluarga. Ia menengadah ke arah langit. Kedua tangannya, ia angkat setinggi mungkin seraya merapal lafal-lafal doa kepada Allah agar kebunnya diberi air hujan.

Tak lama sejak itu, Allah mengirimkan awan untuk berkumpul. Beriringan sedikit demi sedikit, awan berkumpul dengan cukup lebat di atas kebunnya. Sang petani tersenyum kegirangan. Dalam hatinya, ia berucap... "Allah mengabulkan doa & permintaanku tadi!" Namun sebaliknya yang terjadi. Terdengar olehnya sebuah suara yang berasal dari langit dan berbunyi, "Wahai awan, pergilah ke tanah si Fulan...!"

Maka berjalanlah awan ke arah lain, ke tempat yang tidak diketahui oleh si petani yang baru saja berdoa. Kekesalan membuncah dalam batin sang petani. "Mengapa hujan tidak jadi turun di tanahku?" gumamnya. Ia pun penasaran. Ia berlari dan terus berlari. Mengikuti kemana awan akan berhenti dan menurunkan air yang dikandungnya.

Sampai di suatu tempat yang subur... daunnya rimbun... dan memiliki air yang banyak. Awan pun berhenti dan mencurahkan segala air yang berada di dalam perutnya. Si petani menatap keheranan..., tatkala dilihatnya ada seorang pria bersahaja yang sedang berdoa syukur kepada Tuhan karena telah memberi rahmat pada tanahnya.

Saat itu, si petani memanggil nama si pemilik tanah. Sang pemilik tanah merasa heran lalu bertanya, "Saudara, dari mana Anda tahu namaku?" "Itulah saudaraku, aku sendiri ingin bertanya sebaliknya, amalan apa yang membuat usahamu begitu berkah hingga namamu ku dengar dari suara langit yang memerintahkan awan untuk menurunkan hujan di sini..., di tanahmu!" Subhanallah! Bukankah ini sebuah prestasi hebat, hingga membuat nama seseorang disebut di langit?

Si pemilik tanah mencoba menjawab pertanyaan petani, "Saudara, belum ada orang yang aku beritahukan tentang amalan yang aku kerjakan sehingga membuahkan hasil sedemikian. Namun karena engkau telah tahu sebagian rahasia ini... dan juga karena engkau telah menanyakannya, maka tak layak bagiku untuk merahasiakannya lagi." "Ceritakanlah padaku, wahai Saudara!" gegas si Petani sebab penasaran.

"Rahasianya mungkin adalah.... Setiap kali kebun dan tanah ini memberi hasil, hanya sepertiga darinya yang aku makan. Sepertiganya lagi aku kembalikan kepada tanah ini sebagai tambahan modal. Lalu sepertiganya lagi, aku berikan kepada Allah Swt sebagai infakku di jalannya. Itulah amalan rutin yang aku kerjakan sehingga membawaku pada hasil yang sedemikian."

Subhanallah....! Pemilik tanah tersebut memberikan sepertiga dari penghasilannya untuk Allah Swt. Tak pelak, Allah Swt pun memuliakannya. Saudaraku..., bila dalam merintis usaha, perniagaan, perdagangan atau apapun yang kita lakukan... bila kita sering mengalami kerugian, kebangkrutan, kredit macet dan lain sebagainya yang dapat membuat usaha kita mengalami kemunduran. Maka..., cobalah resep di atas! Insya Allah, Anda akan merasakan apa yang mereka rasakan, yaitu Perniagaan yang Tiada Merugi Disebabkan Infak di Jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Selamat Mencoba!


Wassalam,