Selasa, Oktober 14, 2008

Rafats, Fasik dan Jidal

Cegah Rafats, Fasik dan Jidal selama berhaji sebagaimana dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah r.a., yang diriwayatkan Imam Bukhori dan Muslim, Rasullulah SAW bersabda : " Barang siapa berhaji dan tidak melakukan rafats dan kefasikan maka ia telah kembali dari haji seperti seorang bayi yang baru dilahirkan ibunya ". Baca juga pengertian Rafats, Fasik dan Jidal di http://www.almanhaj.or.id/content/411/slash/0

Senin, Oktober 13, 2008

Kegiatan di Embarkasi Haji

Kegiatan di Embarkasi Haji cukup padat, gunakan waktu sebaik mungkin untuk istirahat. Hindari kegiatan mencuci pakaian karena besar kemungkinan belum kering saat kita masuk kepersiapan penerbangan. Hindari makan makanan yang pedas dan makanan dari luar termasuk kiriman keluarga. Beberapa tahun terakhir ini Depag telah melarang makanan dari luar masuk ke Embarkasi selain Catering yang telah disiapkan. Menurut cerita petugas haji, pernah terjadi keracunan makanan sehingga proses pemberangkatan menjadi terganggu.

Selama di Embarkasi kami seperti diisolasi, keluargapun dilarang berkunjung dan menemui kami di Embarkasi. Keluarga hanya dapat melambaikan tangan dari luar pagar pembatas. Banyak keluarga yang kecewa karena tidak dapat bertemu langsung apalagi untuk bersalaman dan berpelukan. Terlihat tidak sedikit para keluarga yang harus membawa pulang kembali oleh-oleh atau sekedar makanan untuk kita, karena memang dilarang. Terlihat sekali wajah-wajah kecewa mereka.

Untuk itu kita perlu memberitahu kepada sanak keluarga untuk tidak mengantar dan datang ke Embarkasi karena sampai disanapun kita tidak dapat bertemu.

Selain kegiatan-kegiatan sebagaimana tertera pada gambar di atas, Depag melalui Dinas Kesehatan juga membagi tas pinggang berisi obat-obatan seperti diatabe, oralit, perban, masker, handyplast dan beberapa vitamin juga masker. Namun demikian sangat dianjurkan para calon jama'ah membawa sendiri obat-obatan pribadi.

Jumat, Oktober 10, 2008

Kuatkan Impian

Sepulang dari menunaikan Ibadah Haji 4 Januari 2008, beberapa pertanyaan selalu muncul dan terbayang dalam benak Saya. Apa yang harus Saya lakukan sepulang dari Haji, bagaimana Saya harus menata diri, apa yang sudah Saya peroleh dari sebuah perjalanan haji. Apakah Haji Mabrur akan datang dengan sendirinya ?

Dalam berbagai kesempatan Ta'lim, secara terpisah Saya selalu mencoba bertanya, apa yang harus Saya lakukan sepulang dari Haji ? Ternyata dari kesempatan seperti inilah berlahan kita akan mendapatkan "pencerahan, penjelasan, arahan dan bimbingan".

Sebagaimana skema di atas, Impian untuk menjadi Haji Mabrur harus dijadikan Tekad dan Tujuan akhir dari sebuah perjalan Haji.