Senin, Agustus 31, 2009

Tahalul, Kembali Bersih


Dalam konteks sosial, tahalul mengandung makna pembersihan diri, penghapusan cara-cara berfikir yang kotor. Layaknya semua peristiwa, ibadah hajipun memiliki awal dan akhir. Bila mengenakan pakaian ihram dari miqat adalah momentum untuk mengawali ibadah ini, maka tahalul adalah mengakhiri ihram yang ditandai mencukur rambut. Sesudah tahalul dan segala rukun serta wajib haji disempurnakan, maka hendaklah setiap jamaah haji bermohon kepada Allah SWT agar menerima haji mereka.

Tahalul artinya membebaskan diri dari segala larangan saat berihram. Apabila manusia bertaubat, melakukan ketaatan melalui ibadah haji dan mengenali hakikat diri, maka jadilah manusia itu seperti bayi yang baru dilahirkan dan bersih dari segala dosa.

Dalam konteks sosial tahalul mempunyai maknapembersihan diri, penghapusan cara-cara berfikir yang kotor. Karena itu, jamaah haji yang telah bertahalul mestinya memiliki cara berfikir dan pandangan hidup yang bersih, baik serta tidak menyimpang dari etika dan norma sosial maupun agama. Jamaah haji yang berhasil mengubah pola pikir, sikap dan perilakunya tentu akan mendatangkan manfaat bagi masyarakat dan orang lain.

Sebaiknya, muslim yang telah melaksanakan ibadah haji namun tetap memiliki sifat dan perilaku tercela, maka dapat dikatakan dia adalah jamaah yang merugi. Orang seperti ini tidak mendapatkan makna paling esensial ibadah haji. "Karena haji itu sesungguhnya diperuntukkan bagi sesama manusia dengan cara selalu menjaga, menghormati, menghargai serta saling menjunjung tinggi martabat manusia."

Seperti apa gambaran seorang muslim yang berhasil memetik hikmah utama ibadaha haji ?

Pertama,
Seorang haji harus bersikap wara' atau menjaga diri dari yang diharamkan Allah SWT.

Kedua,
Bersikap sabar dan dapat meredam amarah betapapun tingginya frekuensi peristiwa yang memancing emosi seorang haji.

Ketiga,
Sikap yang tak kalah penting adalah mampu bergaul baik dengan sesama manusia dan saudara-saudara Muslim lainnya.

"Apabila semua sikap ini bisa dijaga selamanya setelah seorang Muslim selesai melaksanakan haji, tentu predikat haji mabrur yang menjadi idaman semua Muslim akan diraih dengan mulia."

Sumber :
Majalah Haji Indonesia1428 H, Republika - Depag RI

Tidak ada komentar: